Aku suka

|
aku suka wajah kucalmu ketika kita bertemu, melunturkan jarak yang kaku dan bisu meski hanya beberapa waktu.aku suka raut kita yang sama-sama lelah mengejar rutinitas kuliah dan kita masih sempat bertemu meski hanya beberapa waktu. aku suka apa yang kita lakukan sekarang. satu lagi, aku tak pernah bosan melihatmu sekucal apapun.selamat diulurkan jarak kembali
-pertemuan ditemani es teh semalam. selamat merantau

Jika

|
Bagaimana jika aku sangat mengenalmu, tanpa aku mengenalkanmu pada mereka?

Bagaimana jika aku mencintaimu, tanpa aku mengatakannya pada mereka?

Bagaimana jika kamu sangat menguatkanmu, tanpa aku pura-pura lemah di depan mereka?

Bagaimana jika aku sangat peduli padamu, tanpa aku peduli padamu di hadapan mereka?

Bagaimana jika aku sangat bisa menunjukkan kamu seperti apa, tanpa aku menunjukkanmu pada mereka?

Bagaimana jika aku mencintaimu tanpa syarat, tanpa mengatakan kelebihanmu di muka mereka?

Bagaimana jika aku mencintaimu tanpa cinta yang bisa dijelaskan?

Bagaimana jika kamu tidak suka aku seperti ini?

*
Tidak semua diatas harus ku lakukan
Aku cinta pemikiranmu
Dan kamu mencintaiku atas penjagaanku
Terimakasih kau menyukai tulisanku disini

mengenalkanmu di sosial media, orang akan tau raut fisikmu seperti apa, tetapi mengenalkanmu lewat tulisan, membuat orang mengerti bagaimana aku dan kamu, bagaimana kita berpikir
-selamat menyambut bulan yang berkali-kali kita sukai
-setiap bulan
-selamat mendapat tantangan baru di hidup kita
J-B


Sisa-sisa

|
Kamu adalah sisa-sisa. Maafkan aku, bagiku kamu hanyalah sisa-sisa.Tapi kamulah yang tersisa untukku, saat segala mimpi buruk terlewati. Kamu adalah sisa-sisa kecil dari seonggok keburukan yang berhembus, hingga langit kelam, lalu gelap. Angin hitam berhembus menumbangkan segala dosa. Aku harap itu pengampunan. Hingga langit menjadi cerah dan ada sisa kemuliaan yang tertinggal, sengaja di tinggalkan.Kamu adalah sisa yang direncanakan.Kamu adalah sisa yang terbaik. Aku bersyukur kepada Tuhan atas bencana kegemuruhan dihadapkan, karena setelahnya ada sisa terindah untukku, yaitu kamu. Sisa hidupku dan hidupku akan menjalani bersama.
 -kadang sisa itulah salah satu cahaya kecil menuju JannahNya

Bener juga sih (repost)

|
Someone ask me how to manage relationship (?)
Dear lelaki ataupun perempuan, ketahuilah jika kalian sekarang sudah berusia di atas 21 tahun, saatnya saling melepaskan ego.
Saat usiamu sudah kepala dua, janganlah terlalu memaksa pasanganmu dengan hal hal yang menurutmu lumrah di lakukan orang pacaran.
Selalu mengucapkan selamat pagi.
Selalu mengucapkan selamat malam.
Selalu mengingatkan makan.
Selalu mengingatkan ibadah.
Lah kan tujuan pacaran itu? Saling mengingatkan, bukan? Saling menjaga?
Kamu tau rasanya lapar kan? Apa aku harus selalu mengingatkan?
Kamu tau waktu sholat kan? Apa harus aku ingatkan?
Sayang kurangin rokoknya ya.
Memang terdengar sangat perhatian, but wait lo juga tau kan ngerokok gak baik untuk kesehatan? Apa harus diingatkan?

Kasihan waktu pacaranmu jika banyak dihabiskan dengan hal hal demikian. Nanti kamu kaget waktu nikah ga ada yang mengingatkan.
Ga ada yang ngucapin selamat pagi cantik, eh udah harus buru buru ke kantor.
Ga ada yang ngucapin selamat tidur,pas balik rumah ngetok pintu eh ditinggal tidur.

Lalu saya harus pacaran bagaimana? Saya tidak bilang kalau itu tidak boleh dilakukan. Perhatian itu perlu, sesekali juga bikin rindu.   Saya sudah pacaran lama, terkadang saya sudah tidak ada bahan omongan. Saya takut dia bosan, saya harus apa?
Bosan itu wajar. Dewasalah, pacaran atau menjalin hubungan tidak selalu ada bahan omongan. Pergi ke warung depan jalan, tanpa omongan hanya bergandengan tangan itu juga pacaran. Tidak semua yang romantis dari omongan, perlakuan perlakuan kecil juga bisa memupuk kepercayaan.
Saya tau, terkadang kita hanya bisa berucap dan berkomentar.
Usiamu sudah kepala dua, sudah saatnya berfikir realistis.
Merencanakan liburan bersama, keluar dari hiruk pikuk rutinitas berdua tanpa sepatah kata, atau mulai berpikir biaya sewa tenda dan biaya catering saat resepsi nantinya.

Ah kamu terlalu banyak bicara, biar saja ini hubungan saya dan dia. Bukan anda!

Saya tahu, saya paham. Tidaklah saya menggurui, saya bukanlah pujangga tapi saya mencoba untuk berpikir dewasa. Toh dewasa juga dibentuk, bukan?
Keluar dari zona remaja, melepaskan hal hal yang sudah bukan zamannya.
Masa kamu harus tau password medsos saya?
Kamu pacar saya?
Kamu tidak percaya?
Buat apa? Kamu terlalu gila sampai mencurigai media sosial saya.

Kamu harus foto dulu pergi dengan siapa?
Foto lagi dimana?
Kamu udah kaya satpam pabrik yang suka nanya dan pengen tau semuanya.
Yakin ini pacaran? Atau kamu sedang ikut acara reality show sampe aku harus tau semua?

Bijaklah dalam berhubungan, toh dua insan pasti saling melengkapi. Tidak perlu posesif, agresif. Ya jodoh siapa yang tau, kalo pada tau juga pasti pada milih kali.

Mengingatkan bukan selalu perhatian.
Kadang kedewasaan juga diperlukan.


repost dari akun line seorang teman
ada benarnya juga
comfort him comfort me :)

Mata cemburu tapi hati kamu tidak

|
Kamu tau nggak yan? Dulu kita pernah sama-sama menjadi angka yang bernama satu. Kamu masih inget waktu itu kita sangat yakin dan sangat ingin? Bahkan setelah bertahun-tahun kita habiskan untuk berpikir dan belajar menjadi matang.

Setelah kita dipagari yang berupa jarak terulur keras dan kaku. Pelepasan yang sama-sama rela. Setelah itu... kamu cerita padaku yan bahwa dalam jarak yang sangat jauh ini bahkan kamu berpikir bahwa untuk menjadi teman perjalananmu bukanlah harus aku. Bahwa sebenarnya jarak tidak membunuh rasa cinta dan keyakinanku kepadaku yan. Makasih sudah secinta itu. Keyakinan cinta. Namun cinta yang harus adalah cinta Allah. Secinta-cintanya kepadaku yan, tetaplah cinta Dia terlebih dahulu. Itu kenapa yan, meski kamu mencintaiku meski aku mencintaimu meski kita saling mencintai.

***

Malam ini aku sengaja telfon kepadamu Bae. Maaf aku pulang malam. Bae kamu sibuk kamu banyak amanah kamu banyak orang yang butuhin kamu. Sedang aku Bae aku disandra introvert diriku sendiri. Kita adalah antonim. Apakah ekstrovert cocok dengan introvert Bae? Seperti aku dan kamu?  Maka dari itu Bae, aku sebenarnya kurang suka dengan introvert ku,ketakutanku, keterlaluanku dalam berpikir dan terlaluku yang lain-lain. Tapi tenang saja aku tidak keterlaluan dalam mencintaimu.

Bae kamu tahu apa bukti dari pelajaran cinta jarak jauh? Yaitu kamu tetap menjadi pacuan dan inspirasiku dalam menentukan pilihan. Aku mau merombak introvertku, pikiran yang ku kunyah sendiri. Aku harus memaksa diriku bertatapan dengan orang lain. Seperti kamu yang superrrr penuh jadwal. Oke Bae aku tidak berharap lebih. Tapi ada beberapa pola pikirmu yang cukup mengubahku agak serius.

Bae,malam ini aku tergesa-gesa telfon kamu. Saat aku pulang dari kampus tadi, aku kemudian terpikirkan atas topik-topik yang kamu ajukan kemarin. Tentang lesatan bintang. Bae kamu santai banget sih? Tapi ini hanya klausa tersembunyi. Aku tau kamu sedang menyiapkan masa depan rumah tangga yang skrg sedang kamu mulai bangun. Bae, aku barusan bilang ke kamu, meskipun aku mencintaimu tetapi aku tidak harus menjadi teman hidup dirumahmu. Aku pikir sudah sepantasnya aku mencintaimu tanpa dasar nafsu maka sudah sepantasnya aku tidak keberatan jika kamu menerima pendamping yang telah Dia pilihkan. Ini hati punya siapa? Aku bicara sambil tertawa. Tapi kamu serius meresponnya.

Oke aku serius bae,  aku mencintaimu. Aku mencintaimu tanpa syarat. Cinta tanpa syarat adalah cinta yang membawa kita ke jannahNya.  Maka dari itu carilah cinta yang bisa membawa kesana. Ini bukan masalah cinta ini milikku atau milikmu. Pilihlah cinta yang utama dan terbaik. Bae aku bahagia. Indahnya orang-orang yang mencintai bukan karena nafsu. Bisa merasakan kebaikan dari cinta itu.

Mata kadang cemburu sama hati. Mata tidak bisa melihat cintanya yang diinginkan namun hati tetap bisa merasakan meski cinta tidak didekatnya. Hati tetap bisa merasa dekat. Aku ingin mereka tidak berseteru. Aku ingin bisa melihat dan merasakan cinta, dihadapan kita.

Sekian sedikit obrolah nurani.
Semoga Allah menguatkan amanah kita.

Telepati

|
Kamu akan berjuang. Aku akan berjuang. Untuk setiap amal yang baik niatkanlah untuk sedekah. Tidak harus berupa uang kan? Lelahlah pada amal baikmu kelak Allah membalas dengan yang lebih luas dari itu. Sekali lagi niatkanlah untuk beramal. Aku tidak membiarkan kamu lelah sendiri, kita akan lelah bersama-sama
- Via jarak jauh 

Menjaga dirimu

|
Shalatlah tepat waktu,agar rencanamu hari ini terwujud. Shalatlah tepat waktu,agar rezekimu dimudahkan. Shalatlah tepat waktu,agar kau tak lama menungguku. Intinya, shalatlah tepat waktu agar kau tak lama menunggu yang sebenarnya sangat kau tunggu. Karena ketepatanmu dalam bertemu denganNya paling tidak lima kali sehari, kau akan dimudahtepatkan untuk bertemu dengannya. Kau mau bertemu denganku kan?
-Kamu bilang kamu tak bisa jaga aku dari jauh. Minimal wejangan inilah. Kamu serius bilang ini ke aku?

Punggung yang Berbalik

|
- Ini aku dapet dari postingan tumblr @bebek-buruk-rupa. Sebenarnya kita juga bakal ketemu lagi kok, tapi entah kita bakal saling mengenal tidak? Yaitu di yaumul mahsyar 

Pilihanmu untukku

|

kalau kamu ingin dewasa maka mulailah menjaga dirimu. Katamu dewasa itu pilihan. Memilih apa yang dipilah. Menjaga kata yang keluar. Menjaga rahasia. Memilih yang perlu dirahasiakan dan diungkapkan. Aku sangat merasakan ini. Aku gencar-gencarnya membuka pengalaman, menelaah tiap kejadian. Kadang kamu tidak boleh mengungkapkan atau perlu dibagi. Menurutku ini sebagian dari yang namanya kontrol diri.
-Inspirasiku
Kamu kan?

Transition state

|
Kamu bilang, untuk menghadapi kehidupan diusia 20-an ini kita perlu menguras habis tenaga kita. Menghabiskan ego personal. Dalam rentang satu dekade transisi dari remaja-jati diri-karir-teman hidup-kematangan diri. Tidak ada transisi yang enak. Buatlah langkah transisimu terpijak pada keputusan yang tepat. Cobalah semua jalan. Beranilah melintasi jalur yang belum pernah kamu lewati. Kamu nggak tau lintasan mana akan ketemu aku kan?
Aku juga. Sepertimu.
-Kamu.
Siapa lagi?